
Probolinggo, Pilarpos.info, (28/07/2025) — Dalam dinamika pendidikan tinggi yang terus berkembang, kualitas sumber daya manusia menjadi fondasi utama kemajuan institusi. Di tengah tuntutan tersebut, Institut Ahmad Dahlan (IAD) Probolinggo kembali memperkuat kredibilitas akademiknya melalui keberhasilan Dr. Muhammad Alfi Syahrin, Wakil Rektor III Bidang Kemahasiswaan dan Alumni, yang resmi meraih gelar doktor dalam bidang Pendidikan Agama Islam dari Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS).
Disertasinya yang berjudul “Model Pendidikan Nilai dalam Meningkatkan Kecerdasan Emosional Murid di MAN Kota Probolinggo” menawarkan kontribusi nyata terhadap pengembangan model pembelajaran karakter berbasis nilai. Dengan pendekatan lima tahap pendidikan nilai pengetahuan, pembiasaan, keteladanan, pembelajaran interaktif, dan refleksi Dr. Alfi merumuskan strategi yang teruji secara empiris dalam meningkatkan dimensi kecerdasan emosional siswa, seperti kesadaran diri, pengelolaan emosi, empati, dan keterampilan sosial.
Ujian promosi doktor dilaksanakan pada Senin, 28 Juli 2025, di Fakultas Agama Islam UMS, dengan menghadirkan jajaran penguji terkemuka: Prof. Dr. Harun Joko Prayitno, Prof. Dr. Sekar Ayu Aryani, Prof. Dr. Wachidi, serta Assoc. Prof. Dr. Benny Prasetiya, M.Pd.I, yang juga Rektor IAD Probolinggo. Bertindak sebagai promotor adalah Prof. Dr. Waston, M.Hum., dengan co-promotor Dr. Mohamad Ali, M.Pd.
Penguatan Kelembagaan Melalui Kepemimpinan Intelektual
Keberhasilan ini hadir di tengah momentum strategis—yakni turunnya izin operasional Program Magister Pendidikan Agama Islam (PAI) di IAD Probolinggo. Kehadiran Dr. Alfi sebagai doktor ke-7 secara langsung berkontribusi dalam penguatan struktur akademik dan legitimasi keilmuan program pascasarjana.
Menurut Assoc. Prof. Dr. Benny Prasetiya, M.Pd.I, capaian ini menjadi sinyal positif bagi arah pengembangan IAD ke depan:
“Dr. Alfi tidak hanya memperkuat kapasitas personal, tapi juga menjawab kebutuhan institusional dalam membangun Pascasarjana PAI yang kokoh secara keilmuan, kontekstual secara sosial, dan relevan secara kultural.”
Dr. Moh. Nurhasan, SH., M.H., Ketua Badan Pembina Harian IAD, menyebut capaian ini sebagai bukti keberhasilan pembinaan kader Muhammadiyah yang berakar kuat pada gerakan nilai.
“Dr. Alfi adalah representasi kader Muhammadiyah Probolinggo terbaik, khususnya dari Tapak Suci. Sosok yang tidak hanya tangguh secara organisatoris, tapi juga tajam secara akademis. Ini adalah pesan kuat bahwa gerakan dakwah keilmuan harus terus kita majukan dari dalam.”
Temuan disertasi Dr. Alfi memberikan tawaran konkret untuk menjawab tantangan pendidikan karakter di Indonesia, terutama dalam konteks madrasah. Di tengah krisis empati dan minimnya literasi emosional generasi muda, pendekatan berbasis nilai dan refleksi yang dikembangkan dalam penelitian ini menjadi alternatif strategis bagi para pendidik, pembuat kebijakan, dan praktisi pendidikan Islam.
Ke depan, model ini akan sangat mungkin menjadi salah satu referensi utama dalam pengembangan kurikulum Program Magister PAI IADkhususnya dalam mata kuliah Pendidikan Karakter Islami, Psikologi Pendidikan, maupun Etika Profesi Pendidikan Islam.
Dengan tujuh doktor aktif saat ini, IAD Probolinggo meneguhkan langkah sebagai institusi yang tidak hanya memproduksi lulusan, tetapi melahirkan pemimpin pemikiran. Kombinasi antara pengalaman organisasi, rekam jejak akademik, dan komitmen pengabdian yang dimiliki oleh Dr. Muhammad Alfi Syahrin menjadikannya figur sentral dalam akselerasi mutu akademik kampus.
Gelar doktor ini bukan akhir, melainkan awal bagi pengabdian yang lebih besar baik dalam lingkup institusi, masyarakat, maupun persyarikatan. Sebagai Wakil Rektor III yang aktif membina mahasiswa dan kader, Dr. Alfi kini hadir sebagai teladan nyata bahwa kepemimpinan di era baru harus ditopang oleh keilmuan yang kokoh dan nilai yang mengakar.
Selamat dan penghargaan setinggi-tingginya kepada Dr. Muhammad Alfi Syahrin.
Gelar ini adalah capaian personal, tetapi sekaligus investasi kolektif untuk masa depan akademik dan dakwah IAD Probolinggo.
Penulis: Benny Prasetiya
Editor: Haidir Sabaruddin